[vc_row][vc_column][vc_column_text]
Tanah Papua, Tanah yang kaya di sana aku lahir;
bersama angin, bersama daun aku dibesarkan.
Tidur di atas emas; berenang di atas minyak;
Namun itu bukan milik kami,
kami hanyalah penjual buah-buah pinang.
Syair-syair lepas dari lagu dan puisi tentang Tanah Papua tersebut di atas sangat miris, namun hal inilah yang memacu kami, sebagai Gereja Keuskupan Manokwari-Sorong, untuk berani dan teguh membangun Papua. Dan salah satu pilihan dalam membangun tidak lain adalah lewat Pembangunan Pendidikan. Karena itu Bapak Uskup segera di tahun 2000 mengajak 8 (delapan) tokoh umat Katolik untuk segera memikirkan sebuah pendidikan tinggi. Maka pada 9 November 2001 dibentuklah sebuah Yayasan dengan nama Yayasan Paramitha Katolik-Sorong sebagai wadah penyelenggara pendidikan tinggi tersebut. Maka dalam kerjasama dengan Universitas Katolik Atmajaya-Jakarta dan dengan Yayasan Atmajaya serta dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong, berdirilah sebuah Politeknik dengan nama Politeknik Katolik Saint Paul-Sorong, yang berdomisili di kota Sorong pada tahun 2002. Kepedulian membangun Tanah Papua ini lewat Pendidikan ditegaskan kembali tahun 2003 oleh Bapak Uskup Manokwari-sorong Mgr. H. Datus Lega, Pr.
Sejalan dengan cita-cita para pendirinya, pendidikan di Politeknik Katolik Saint Paul Sorong adalah proses pembelajaran terus-menerus untuk mengembangkan manusia ke arah martabat dan nilai-nilai yang semakin luhur, dengan memperluas pengetahuan, menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan keterampilan, mematangkan kepribadian, serta memperdalam kemampuan hidup bersama dan bekerja sama dalam semangat kerukunan dan kebenaran sebagai suatu kesatuan yang utuh di Tanah Papua.
Sebagai tahapan pendidikan formal dalam Pendidikan Tinggi, Politeknik merupakan lembaga ilmiah tempat pergumulan nilai, pencarian makna, dan pengkajian pengetahuan serta pematangan keterampilan yang dilakukan secara rasional-terargumentasi, sistematik, mendalam, dan bebas. Sebagai lembaga ilmiah, Politeknik adalah pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara terorganisasi. Kepedulian utamanya adalah pengembangan martabat manusia, perluasan pengetahuan, dan penemuan perhatian pada budaya dan keterampilan kemandirian. Karena itu, sepantasnya dan seharusnya Politeknik ditandai oleh kemandirian dalam wawasan, kebebasan yang arif dalam penelitian dan pendidikan, serta kesungguhan yang cerdas dalam pengajaran dan pengabdiannya kepada masyarakat.
Politeknik Katolik Saint Paul Sorong adalah Politeknik yang menjalankan segala kegiatannya berdasarkan nilai-nilai Katolik yang diyakini bersifat universal, yaitu: komitmen yang tinggi pada keluhuran martabat manusia; dedikasi yang penuh semangat pada kebenaran melalui jalan keilmuan; integrasi setiap bidang ilmu dengan dimensi moral, spiritual, dan religius; keterlibatan mendalam atas perjalanan budaya; serta pengabdian yang sungguh berpihak kepada masyarakat, khususnya yang tersisih dan terpinggirkan dengan menghaturkan segala yang ada pada kami demi banyak orang.
Cita-cita luhur tersebut di atas terlahir dari refleksi atas surat Rasul Paulus, 1 Korintus 9:22 : “ Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka”. Dan refleksi ini kami jadikan cita-cita Politeknik Katolik Saint Paul, Sorong dalam Motto Politeknik Katolik Saint Paul-Sorong, yakni “OMNIBUS OMNIA” . (Be All To All)
Berlandaskan keyakinan dan semangat itulah, Politeknik Katolik Saint Paul-Sorong hendak memberikan kontribusi berarti dalam proses transformasi sosial-budaya masyarakat di Tanah Papua, menuju masyarakat yang sejahtera, adil, bebas dari segala bentuk diskriminasi, serta memiliki kedudukan bermartabat dalam percaturan global. Untuk itu, Politeknik Katolik Saint Paul- Sorong menyelenggarakan proses pendidikan tinggi yang unggul dalam kualitas akademik, namun tetap terjangkau oleh masyarakat luas. Proses tersebut dijalankan dengan semangat kerjasama dengan pihak mana pun, dalam komunitas akademik yang saling menghargai keragaman latar-belakang dan pendapat.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]